Maharani karya Agnes Jessica-Jurnal Buku


Judul : Maharani
Pengarang : Agnes Jessica
Tahun Terbit : 2004
Penerbit : PT Grasindo
Tebal Buku : 269 Halaman

Novel yang berjudul Maharani karya Agnes Jessica menceritakan tentang kisah seorang gadis pada masa penjajahan Belanda 1925. Maharani adalah seorang gadis kelompok Eurasian (Indo-Eropa) yang sangat cantik dan baik. Ia memiliki seorang ibu yang keturunan Jawa Priyayi, dan ayahnya yang asli Belanda. Hidupnya tanpa penderitaan dan ketidakadilan. Hingga suatu saat, ibunya meninggal dunia. Maharani dan Arik dalam hal ini ini adalah adik angkat Maharani dihadapkan kenyataan bahwa Van Houten menikah kembali. Semuanya berubah seketika. Kehadiran Sari, ibu tirinya dan adek tirinya, Mutiara. Tindakan sewenang-wenang Sari terhadap Maharani saat sang ayah sedang bekerja, membuat Rani tersiksa. 
Masalah muncul satu persatu. Ayah Rani dengan tiba-tiba meninggal dunia. Kejadian ini semakin menunjukkan sifat buruk Sari dan Mutiara. Sari menjadikan Rani pembantu di rumahnya sendiri, Mutiara memakai semua pakaiannya. 
Pada saat Jepang menduduki Batavia. Semua orang dipaksa untuk menyerahkan diri. Tidak terkecuali keluarga besar Jenderal van Houten. Sari pun memaksa Rani untuk mneyerahkan diri. Akhirnya Rani hanya mampu pasrah dibawa pasukan Jepang menuju base campnya. 
Sesampainya di sana, Rani dikurung bersama ratusan orang Belanda maupun keturuan Belanda yang lain. Hal yang paling menyakitkan ,ia diserahkan ke pemerintahan Jepang, yang kemudian dijadikan jagun lanfu, pelacur untuk memuaskan  nafsu para tentara jepang. Harga diri terampas, tubuh bukan lagi miliknya, hidupnya menjadi mimpi buruk baginya . Maharani tidak bias bebuat apa-apa lagi.
Hingga akhirnya masa paling kelam dalam hidupnya berlalu. Sembari mencari Arik dan keluarganya, Rani pun berwirausaha. Meski pekerjaannya terbilang sukses, namun siapapun tak dapat menyangkal bahwa Rani adalah "Jagun Ianfu".
Novel karya Agnes Jessica ini kental akan nuansa pemerintahan Belanda dan Jepang pada masa lalu. Banyak menceritakan kisah menyedihkan pada masa pemerintahan Jepang. Banyak orang menderita. Ternyata tidak hanya pribumi yang secara langsung mendapatkan dampak buruk dari datangnya bangsa Jepang ke Indonesia. Melainkan orang-orang juga Belanda yang menduduki Indonesia dulu juga turut disiksa bahkan dijadikan tanda kemenangan perang. 
Dalam novel ini menyiratkan banyak kedukaan yang pernah terjadi pada masa penjajahan dulu. Kelaparan, penyiksaan, pemaksaan, juga ketidakadilan adalah hal yang umum terjadi. Di lain sisi, tidak semua penjajah itu jahat. Terkadang mereka pun juga memiliki kebaikan untuk sesama manusia yang menderita lainnya. 
Oleh karena itu, buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca. Banyak pembelajaran yang dapat kita petik. Kita dapat belajar sejarah penjajahan, juga dapat memetik ilmu tentang kesetiaan, kejujuran dan kesabaran di dalam buku karya Agnes Jessica ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membaca Sastra Bangsal Sri Mangasti karya Suminto A. Sayuti

Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin-Drama

Kosakata Bahasa Indonesia Mutakhir - Resensi Buku