Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin-Drama
Judul Naskah: Badai Sepanjang Malam
Pengarang: Max Arifin
Badai Sepanjang Malam adalah salah satu naskah drama karya Max Arifin. Mohammad Arifin atau yang biasa dikenal dengan Max Arifin lahir di Sumbawa, NTB 18 Agustus 1936 dan meninggal di Mojokerto, Jawa Timur pada tanggal 1 Maret 2007 pada umur 70 tahun. Max Arifin adalah seorang tokoh teater Indonesia. Semasa hidupnya hingga akhir hayatnya ia bekerja sebagai pegawai negeri di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan provinsi NTB, di Mataram, Lombok.
Max Arifin banyak mengikuti berbagai pertemuan dan seminar yang berkaitan dengan kesenian dan teater. Ia merangkap pula sebagai redaktur budaya di harian Suara Nusa (sekarang Lombok Post) dan koresponden majalah Tempo untuk Lombok 1975-1979. Ia pernah menjadi juri pada beberapa festival teater di Jawa Timur dan di tingkat nasional (2000) dan se-Jawa Timur (2004), dan Jember (2004). Ia pernah membawa berbagai makalah dan menjadi narasumber untuk teater dan kebudayaan umumnya di Jakarta, Bandung, Surabaya, Mojokerto, Jember. Pada tahun 2004 dan 2005 ia menjadi kurator bidang teater pada Festival Seni Surabaya.
Badai Sepanjang Malam menceritakan tentang kisah seorang guru SD Klaulan, Lombok Selatan yang bernama Jamil. Di malam itu, Jamil dan istrinya, Saenah terlibat sebuah diskusi yang panjang. Kebimbangan hati Jamil pada saat itu membuatnya teringat akan buku hariannya. Jamil meminta Saenah untuk membacakan apa yang ada dalam buku harian itu. Tak disangka ternya sang suami ingin berhenti mengajar. Jamil merasa begitu berat untuk menjadi guru muda di desa terpencil itu. Terlebih lagi, kini masyarakat desa mulai menita lebih terhadapnya. Pemikiran-pemikiran ini tidak dibiarkan muncul oleh istrinya, Saenah. Saenah mengingatkan Jamil terhadap kenangannya di desa Klaulan. Bagaimana kepala desa setahun yang lalu pernah mengingatkan Jamil dan istrinya mengenai kondisi desa itu. Tentang harapan masyarakat, murid dan guru yang lain terhadap pendidikan yang lebih baik di Desa Klaulan. Mengenai buku-buku karya Eric Fromm dan Alvin Toffler yang biasa dibaca suaminya pada saat semangatnya menurun. Tentang idealis, semangat pendidikan yang bahkan dulu sangat menggebu dalam hati sang suami. Hal ini yang membuat hati Jamil luluh. Akhirnya, ia pun kembali ke idealinya.
Tiada yang dapat menyangkal sebuah takdir. Jika kita berniat dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan hal yang baik, Tuhan pun akan selalu memberikan jalan. Melalui kisah Jamil, kita dapat mempelajari hal yang sangat banyak. Tentang idealis, kesabaran, semangat dalam bekerja, dan fokus dalam mengerjakan suatu hal. Naskah ini tidak hanya membahas hal-hal yang umum saja. Namun juga terdapat amanat yang dalam tentang kisah percintaan. Tentang saling percaya, dan sikap saling mendukung. Oleh karena itu naskah Badai Sepanjang Malam sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh semua kalangan. Gaya ceritanya yang menarik dan sudut pandang yang jelas membuatnya mudah untuk dipahami.
Komentar
Posting Komentar