Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu-Resensi Buku


Judul : Mereka Bilang, Saya Monyet!
Penulis : Djenar Maesa Ayu
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2002
Jumlah Halaman : 145 Halaman
ISBN : 979-686-993-4

Buku ini memuat kumpulan cerpen karya Djenar Maesa Ayu sekitaran tahun 2001-2002 yang telah dimuat di berbagai majalah dan koran. Berisikan 11 cerpen yang memuat hal-hal berbau vulgar, seksualitas, perempuan, konflik batin, dan kehidupan metropolitan. Kumpulan cerpen ini menggambarkan kehidupan yang keras. Tidak melulu tentang kebahagiaan. Melainkan konflik ataupun kejadian yang seringkali diabaikan dan dianggap remeh.

Dengan gaya bahasanya yang cenderung berani, Djenar Maesa Ayu melambangkan manusia dengan berbagai topeng hewannya dalam cerpen "Mereka Bilang, Saya Monyet!". Bagaimana watak orang yang munafik diibaratkan berbagai jenis hewan. Mereka yang anggun di depan namun penuh keburukan di belakang.  Penulis daam cerpen ini juga menggambarkan kehidupan malam  di era ini. Bagaimana si kepala anjing yang merupakan PSK bergelayut manja kepada si kepala gajah untuk mengambil harta mereka. Suatu hal yang masih sering kita temui kasusnya saat ini

Kemudian ada cerpen "Durian" menggambarkan antara realitas dan imajinasi. Seseorang yang tak akan pernah puas dengan imajinasinya akan melakukan hal apapun untuk memuaskan fantasinya. Meskipun melakukan hal yang melanggar aturan sekalipun. Di lain cerpen ada "Manusya dan Dia" menceritakan pergolakan batin di antara hati dan pikiran. Bagaimana setiap apa yang kita lakukan berlandaskan agama. Di lain sisi, ada manusia yang ingin lepas dari Dia. Berusaha melanggar setiap aturannya dan merasakan kebebasan di jalan yang sesat tanpa adanya agama.

Di lain cerpen "Melukis Jendela" mengisyaratkan masih banyak korban anak dalam keluarga yang tidak harmonis. Kurangnya kasih sayang membuat anak-anak menjadi tidak terkontrol dan cenderung melakukan hal yang buruk. Bukan mereka yang salah. Melainkan peran orang tua yang kurang dalam memperhatikan kebutuhan anaka-anaknya. Di cerpen "Waktu Nayla" kita diajarkan agar lebih menghargai waktu. Jangan membenci waktu jika kalian yang malah tidak berkembang di waktu yang tepat. Waktu akan terus berjalan, maka pergunakanlah waktu dengan sebaik mungkin.

Mereka Bilang, Saya Monyet! menyuguhkan karya yang sangat menarik. Sebuah buku yang kreatif dan banyak diksi di dalamnya. Djenar Maesa Ayu mampu mengemas bahan yang berbau seksualitas, kasar dengan indah melalui karya ini. Kita dapat mengetahui dan belajar dari cara pandang penulis tentang hidup metropolitan yang keras. Masih banyak lagi hal-hal yang dapat kita pelajari dari buku ini. Sebuah buku yang berbeda pada umumnya, cenderung berani dan provokasi. Jangan membacanya jika tak mau menyelami dunia gelap kehidupan ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin-Drama

Dadaisme karya Dewi Sartika-Resensi Buku

Membaca Sastra Bangsal Sri Mangasti karya Suminto A. Sayuti